Kamis, 18 Februari 2016

Bahan Tambahan pada Makanan (zat aditif)
Zat aditif makanan adalah bahan yang ditambahkan dengan sengaja ke dalam makanan dalam jumlah kecil, dengan tujuan untuk memperbaiki penampakan, cita rasatekstur, flavor dan memperpanjang daya simpan. Selain itu zat aditif juga dapat meningkatkan nilai gizi seperti proteinmineral dan vitamin. Bahan aditif makanan ada dua, yaitu bahan aditif makanan alami dan buatan atau sintetis.
Bahan Tambahan Makanan (BTM) adalah bahan yang bukan secara alamiah merupakan bagian dari bahan makanan, tetapi terdapat dalam bahan makanan tersebut karena perlakuan saat pengolahan, penyimpanan atau pengemasan.
Jenis – jenis bahan tambahan makanan (zat aditif):
  1. Penguat rasa
Merupakan BTM yang dapat memberikan, menambah atau mempetegas rasa dan aroma. Contoh: Monosodium Glutamat (MSG).
  1. Pemanis
Zat pemanis buatan biasanya digunakan untuk membantu mempertajam rasa manis. Beberapa jenis pemanis buatan yang sering digunakan adalah sakarinsiklamat, dulsin, sorbitol dan aspartam.
  1. Pengawet
Bahan pengawet adalah zat kimia yang dapat menghambat kerusakan pada makanan, karena serangan bakteriragicendawan. Contoh: natrium benzoat, natrium nitrat, asam sitrat, dan asam sorbat.
  1. Pewarna
Warna dapat memperbaiki dan memberikan daya tarik pada makanan. Contoh: Tartrazin CI 19140, sunsetyellow FCF (jingga), karmoisin (Merah), dan brilliant blue FCF(biru).
  1. Pengental
Pengental yaitu bahan tambahan yang digunakan untuk menstabilkan, memekatkan atau mengentalkan makanan yang dicampurkan dengan air. Contoh pengental adalah patigelatin, dan gum (agaralginatkaragenan).
  1. Pengemulsi
Pengemulsi (emulsifier) adalah zat yang dapat mempertahankan dispersi lemak dalam air dan sebaliknya. Contoh: lesitin pada kuning telurGom arab dan gliserin.




Selain itu, masih terdapat Bahan Tambahan Makanan lainnya yaitu:
  1. Antioksidan, seperti butil hidroksi anisol (BHA), butil hidroksi toluena (BHT), tokoferol (vitamin E).
  2. Pengikat logam.
  3. Pemutih, seperti hidrogen peroksida, oksida klor, benzoil peroksida, Natrium hipoklorit.
  4. Pengatur keasaman, seperti aluminium amonium sulfat, kalium sulfat, natrium sulfatasam laktat.
  5. Zat gizi.
  6. Anti gumpal, seperti aluminium silikat, kalsium silikat, magnesium karbonat, magnesium oksida.
minuman serbuk


makanan ringan















Batas maksimum penggunaan Bahan Tambahan Pangan

           Bahan tambahan makanan yang biasanya digunakan pada minuman serbuk instan adalah natrium siklamat dan aspartam sebagai pemanis buatan. Di Indonesia penggunaan siklamat untuk dikonsumsi telah diatur oleh Badan POM dalam Peraturan Teknis Penggunaan Bahan Tambahan Pangan Pemanis Buatan dalam Produk Pangan (BPOM, 2004). Aturan ini membahas batas penggunaan maksimum siklamat untuk tiap katagori pangan dengan mendasarkan perhitungannya pada Acceptable Daily Intake (ADI). Pemanis siklamat ini sangat diminati masyarakat karena harganya lebih murah daripada pewarna alami. Pemanis siklamat yang digunakan minuman serbuk diatas sebesar 0,17 g/sachet (ADI : 11 mg/kg berat badan). Pemanis aspartam yang digunakan diatas sebesar 0,03 g/sachet (ADI : 50 mg/kg berat badan). Pemanis buatan yang digunakan masih dalam tingkat wajar tidak melebihi batas maksimal dan masih diperbolehkan digunakan di Indonesia.
Tabel Batasan Penggunaan Bahan Pemanis pada Makanan dan Minuman
Nama bahan pemanis
Batasan Permenkes per kg bobot badan
Batasan ADI per kg makanan
Sakarin
Siklamat
Sorbitol
Aspartame
Acesulpame K
50 mg – 300 mg
500 mg – 3000 mg
5 g– 300 g
-
-
0 – 5 mg
0 – 50 mg
-
0 – 40 mg
0 – 9 mg


Pewarna buatan yang sering digunakan pada minuman dan makanan instan adalah tartazin. Tartrazin merupakan turunan dari coal tar, yang merupakan campuran dari senyawa fenol, hidrokarbon polisiklik, dan heterosklik. Pewarna yang digunakan pada minuman serbuk diatas adalah tartazin Cl 19140. Pewarna tersebut masih dizinkan untuk digunakan asalkan pemakaiannya tidak berlebihan. Pada makanan ringan diatas mengandung pewarna kurkumin Cl 75300. Pewarna buatan ini masih diperbolehkan digunakan juga.
Adapun efek sampingnya yaitu, penyakit yang biasa timbul dalam jangka waktu lama setelah menggunakan suatu bahan aditif adalah kanker, kerusakan ginjal, dan lain-lain. Maka dari itu pemerintah mengatur penggunaan bahan aditif makanan scara ketat dan juga melarang pengguanaan bahan aditif makanan tertentu jika dapat menimbulkan masalah kesehatan yang berbahaya. Pemerintah juga melakukan berbagai penelitian guna menemukan bahan aditif makanan yang aman dan murah.









Makanan diatas tidaklah asing bagi kita, makanan tersebut banyak dijual di sekolah – sekolah dan anak – anak yang menjadi sasarannya. Dilihat dari warna makanan tersebut sangat menggiurkan untuk dimakan. Akan tetapi, justru makanan diatas sangat berbahaya karena warnanya terlalu mencolok. Padahal setiap harinya, anak – anak suka membelinya disaat istirahat maupun pulang sekolah. Dengan harganya yang murah makanan diatas bisa kita dapatkan. Terkadang anak- anak tidak terlalu memikirkan bahaya makanan yang mereka makan. Seharusnya, para orang tua lah yang membatasi atau memantau jajanan yang dimakan oleh anaknya. Pengaruh penyakit setelah memakan makanan ini tidaklah langsung. Tapi dalam jangka waktu yang lama barulah terasa efeknya. Sebaiknya, kita lebih pintar – pintar dalam memilah jajanan anak – anak.



Tidak ada komentar:

Posting Komentar