“Si Manihot yang Cetar Membahana”
Singkong (Manihot utilissima) atau yang biasa
disebut ubi kayu. Tanaman ini termasuk tamanan tropik dan subtropik. Menurut
banyak orang si Manihot ini adalah
makanan yang identik dengan kesederhanaan atau makanan kampung. Tetapi, singkong
ini menduduki urutan ketiga bahan pangan yang mengandung karbohidrat tinggi setelah
padi dan jagung. Tidak salah ubi kayu ini digunakan sebagai nasi dan banyak
sekali dimanfaatkan sebagai bahan pangan lain,seperti gethuk, gatot, tiwul, keripik,dll.
Manihot utilissima yang mudah didapatkan ini ternyata semua
bagiannya dapat dimanfaatkan dan menghasilkan nilai tambah (value added) yang
cukup baik. Dari daging singkongnya sendiri dapat kita olah menjadi tiwul sebagai
pengganti nasi. Tiwul ini biasanya cocok untuk orang yang mengidap Diabetes
mellitus. Ada juga yang mengolahnya menjadi jajanan pasar. Singkong yang diolah
menjadi makanan tradisional masih banyak diminati apalagi sekarang banyak yang
memodifikasinya. Si Manihot ini
diolah menjadi keripik berbagai rasa sehingga diminati anak – anak dan orang
dewasa sebagai snack untuk menemani disaat santai. Dan daging singkong ini
dapat dibuat menjadi tepung yang biasa disebut dengan tepung tapioka.
Si Manihot atau singkong mngandung gizi
yang baik untuk kesehatan, seperti karbohidrat sebagai sumber energi, vitamin
B9, vitamin K untuk mecegah penyakit osteoporosis, mineral, serat yang
bermanfaat untuk menurunkan tekanan darah dan membantu sistem pencernaan,
rendah kolesterol baik untuk mencegah resiko obesitas, protein, bebas gluten
digunakan sebagai makanan khusus untuk pasien penyakit celiac dan autisme, magnesium,
tembaga, dan tinggi kalium.
Selain daging
singkong, daun singkong juga dapat dimanfaatkan sebagai bahan pangan. Biasanya
daun singkong diolah menjadi sayur santan atau direbus saja lalu dimakan
bersama sambal terasi. Banyak juga yang berinovasi dengan daun singkong ini
agar anak - anak juga tertarik memakan
daun ini. Daun singkong mengandung protein yang sangat tinggi dan baik untuk
otak anak – anak .
Dibalik semua
manfaat yang ada diatas, ternyata daging dan daun singkong mengandung asam
sianida (HCN) yang dapat menyebabkan keracunan. Racun pada singkong disebut
Linamanin. Tapi tenang, sianida pada singkong hanya sedikit dan dapat dihilangkan.
Cara menghilangkan racun pada singkong adalah merendam daging atau daun
singkong kedalam air yang telah diberi garam dan didiamkan beberapa saat.
Kalian tau gak
sih? Ternyata kulit singkong yang selama ini kita buang dapat dimanfaatkan
sebagai biogas untuk bahan bakar memasak. Didalam kulit singkong mengandung
asam sianida yang tinggi sehingga bisa digunakan sebagai bahan bakar. Walaupun
biogas singkong ini menghasilkan api yang kecil tetapi warna api yang timbul
berwarna biru. Selain dimanfaatkan sebagai biogas, kulit singkong juga dapat
dimanfaatkan untuk pakan ternak bebek,tetapi kadar asam sianida nya dikurangi
terlebih dahulu dengan cara merendam potongan kulit singkong bersama daun
singkong yang sudah dihaluskan.
Daging bebek
sendiri banyak mengandung protein atau asam amino yang tinggi baik untuk anak-
anak yang baru tumbuh kembang. Daging bebek juga rendah lemak jadi cocok untuk
orang yang mengidap kolesterol dan orang yang diet. Sekarang ini sudah banyak
yang mengolah daging bebek yang lezat dan bergizi.
Kulit singkong
dapat diolah menjadi tepung. Tepung dari kulit singkong ini disebut tepung
mocaf. Tepung mocaf ini bisa digunakan untuk membuat kue seperti brownies dan
bolu.
Kesimpulannya,
beras yang sekarang ini mulai langka yang mengharuskan kita mengekspornya dapat
kita ganti dengan singkong yang kaya akan nutrisi nya. Dari segi lauk nya
daging bebek yang kurang dilirik oleh masyarakat seharusnya sekarang mulai
dilirik oleh masyarakat Indonesia. Karena daging bebek selain lezat juga terdapat
banyak manfaat.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar