Kamis, 18 Februari 2016

Si Manihot yang Cetar Membahana

“Si Manihot yang Cetar Membahana”
Singkong (Manihot utilissima) atau yang biasa disebut ubi kayu. Tanaman ini termasuk tamanan tropik dan subtropik. Menurut banyak orang si Manihot ini adalah makanan yang identik dengan kesederhanaan atau makanan kampung. Tetapi, singkong ini menduduki urutan ketiga bahan pangan yang mengandung karbohidrat tinggi setelah padi dan jagung. Tidak salah ubi kayu ini digunakan sebagai nasi dan banyak sekali dimanfaatkan sebagai bahan pangan lain,seperti gethuk, gatot, tiwul, keripik,dll.
Manihot utilissima yang mudah didapatkan ini ternyata semua bagiannya dapat dimanfaatkan dan menghasilkan nilai tambah (value added) yang cukup baik. Dari daging singkongnya sendiri dapat kita olah menjadi tiwul sebagai pengganti nasi. Tiwul ini biasanya cocok untuk orang yang mengidap Diabetes mellitus. Ada juga yang mengolahnya menjadi jajanan pasar. Singkong yang diolah menjadi makanan tradisional masih banyak diminati apalagi sekarang banyak yang memodifikasinya. Si Manihot ini diolah menjadi keripik berbagai rasa sehingga diminati anak – anak dan orang dewasa sebagai snack untuk menemani disaat santai. Dan daging singkong ini dapat dibuat menjadi tepung yang biasa disebut dengan tepung tapioka.
Si Manihot atau singkong mngandung gizi yang baik untuk kesehatan, seperti karbohidrat sebagai sumber energi, vitamin B9, vitamin K untuk mecegah penyakit osteoporosis, mineral, serat yang bermanfaat untuk menurunkan tekanan darah dan membantu sistem pencernaan, rendah kolesterol baik untuk mencegah resiko obesitas, protein, bebas gluten digunakan sebagai makanan khusus untuk pasien penyakit celiac dan autisme, magnesium, tembaga, dan tinggi kalium.
Selain daging singkong, daun singkong juga dapat dimanfaatkan sebagai bahan pangan. Biasanya daun singkong diolah menjadi sayur santan atau direbus saja lalu dimakan bersama sambal terasi. Banyak juga yang berinovasi dengan daun singkong ini agar anak -  anak juga tertarik memakan daun ini. Daun singkong mengandung protein yang sangat tinggi dan baik untuk otak anak – anak .
Dibalik semua manfaat yang ada diatas, ternyata daging dan daun singkong mengandung asam sianida (HCN) yang dapat menyebabkan keracunan. Racun pada singkong disebut Linamanin. Tapi tenang, sianida pada singkong hanya sedikit dan dapat dihilangkan. Cara menghilangkan racun pada singkong adalah merendam daging atau daun singkong kedalam air yang telah diberi garam dan didiamkan beberapa saat.
Kalian tau gak sih? Ternyata kulit singkong yang selama ini kita buang dapat dimanfaatkan sebagai biogas untuk bahan bakar memasak. Didalam kulit singkong mengandung asam sianida yang tinggi sehingga bisa digunakan sebagai bahan bakar. Walaupun biogas singkong ini menghasilkan api yang kecil tetapi warna api yang timbul berwarna biru. Selain dimanfaatkan sebagai biogas, kulit singkong juga dapat dimanfaatkan untuk pakan ternak bebek,tetapi kadar asam sianida nya dikurangi terlebih dahulu dengan cara merendam potongan kulit singkong bersama daun singkong yang sudah dihaluskan.
Daging bebek sendiri banyak mengandung protein atau asam amino yang tinggi baik untuk anak- anak yang baru tumbuh kembang. Daging bebek juga rendah lemak jadi cocok untuk orang yang mengidap kolesterol dan orang yang diet. Sekarang ini sudah banyak yang mengolah daging bebek yang lezat dan bergizi.
Kulit singkong dapat diolah menjadi tepung. Tepung dari kulit singkong ini disebut tepung mocaf. Tepung mocaf ini bisa digunakan untuk membuat kue seperti brownies dan bolu.
Kesimpulannya, beras yang sekarang ini mulai langka yang mengharuskan kita mengekspornya dapat kita ganti dengan singkong yang kaya akan nutrisi nya. Dari segi lauk nya daging bebek yang kurang dilirik oleh masyarakat seharusnya sekarang mulai dilirik oleh masyarakat Indonesia. Karena daging bebek selain lezat juga terdapat banyak manfaat.  




Tidak ada komentar:

Posting Komentar